Kamis, 05 Maret 2009

KEPEMIMPINAN DAN KERJA TIM DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH

BAB I
PENDAHULUAN

Kepemimpinan adalah faktor yang sangat urgen dalam sebuah lembaga. Kepemimpinan atau yang sering disebut dengan leading, artinya kekuatan untuk memimpin. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang memiliki nilai seni dalam menggerakkan, mengelola, mengarahkan dan mempengaruhi kinerja sebuah kelompok dalam upaya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan amat berat seolah-olah kepemimpinan dipaksa menghadapi berbagai macam faktor seperti: struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan kondisi lingkungan organisasi, sebaliknya kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi.
Dengan demikian kepemimpinan memiliki arti penting dalam setiap lembaga pendidikan islam di madrasah. Madrasah yang merupakan wadah bagi umat Islam untuk mendidik putra-putrinya sangat membutuhkan kepemimpinan yang solid dalam rangka meningkatkan mutu kualitas outputnya. Untuk tujuan ini maka madrasah harus berbenah dalam segala aspek menejerialnya dalam rangka meningkatkan mutu kualitas pendidikannya.
Salah satu aspek penting yang tidak boleh terlupakan dalam kepemimpinan adalah kerjasama tim. Kerjasama tim mutlak diperlukan dalam sebuah kepemimpinan. Tanpa kerjasama tim yang baik, mustahil sebuah kepemimpinan bisa meraih keberhasilan dalam mengemban misinya. Oleh karena pentingnya kerjasama tim dalam sebuah ungkapan bijak



“Tidak ada jamaah kecuali dengan adanya makmum, dan tak ada imam kecuali dengan adanya ketaatan”.
Makalah ini akan membahas tentang kepemimpinan dan kerjasama tim dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah. Makalah ini ditulis sebagai bahan diskusi dalam perkulihaan program pasca sarjana STAIN Tulungagung.










BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan
Kepemimpinan atau yang sering disebut dengan leadership adalah power of leading, artinya kekuatan untuk memimpin. Beberapa ahli dan para pakar memberikan definisi kepemimpinan sebagaimana berikut:
a. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
b. George R. Terry (1977-414) sebagaimana dikutip oleh Saiful Sagala menyatakan kepemimpinan adalah hubungan antara seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin.
c. Supardi sebagaimana dikutip E. Mulyasa menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan efektif dan efisien.
Beberapa definisi kepemimpinan diatas memberikan gambaran umum tentang sebuah kepemimpina. Kepemimpinan memiliki indikasi kemampuan seorang dalam menggerakkan, mengarahkan, menjalin hubungan dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan individu untuk bekerja sebagai bentuk upaya mencapai tujuan.
a. Kepemiminan Pendidikan Mutu
New World Dictionary mendifinisikan pemimpin sebagai “Seorang atau sesuatu yang memimpin; kepala yang mengarahkan, memerintahkan atau membimbing, yang dimuai dari sebuah kelompok atau kegiatan. Definisi tersebut tidak bisa dijalankan dalam lingkungan berkesadaran mutu seperti sekarang ini. Seorang pemimpin mutu didefinisikan sebagai orang yang mengukur keberhasilannya dengan keberhasilan individu-individu didalam organisasi. Artinya di dalam kepemimpinan mutu, keberhasilan tidak hanya didasarkan pada kemampuan atau keberhasilan seorang pemimpin saja dalam melakukan sebuah tindakan. Akan tetapi keberhasilan itu didasarkan atas keberhaslan setiap anggota tim dalam organisasi tersebut dalam melaksanakan tugas dan perannya masing-masing.
Definisi pemimpin dalam mutu sebagaimana diatas, telah memberikan perhatian terhadap asumsi pemimpin di era sekarang. Kalau pemimpin dimasa dulu dianggap sebagai seorang yang memiliki peran paling hebat diantara lainnya dalam menentukan keberhasilan organisasi. Sebaliknya dalam kepemimpinan mutu, keberhasilan itu merupakan tanggung jawab bersama secara otomatis, maka Piramida Kepemimpinan mutu menggambarkan perubahan peran para profesional pendidikan sekarang ini. Apabila digambarkan maka piramida kepemimpinan mutu dalam madrasah adalah sebagai berikut:















b. Arti Penting Pemimpin dalam mengembangakan budaya mutu.
Meskipun dalam pendidikan mutu tingkat keberhasilan diukur dari keberhasilan masing-masing individu dalam melaksanakan tugasnya akan tetapi seorang pemimpin dalam pendidikan mutu tetap di butuhkan.
Pemimipin dalam institusi madrasah yang menerapkan pendidikan mutu terpadu memiliki fungsi utama sebagai berikut:
• Memiliki visi mutu terpadu bagi institusi:
• Memiliki komitmen yang jelas terhadap proses peningkatan mutu
• Mengkomunikasikan pesan mutu
• Memastikan kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan dan praktek institusi
• Mengarahkan perkembangan karyawan
• Berhati-hati dengan tidak menyalahkan orang lain saat persoalan muncul tanpa bukti-bukti yang nyata. Kebanyakan persoalan yang muncul adalah hasil dari kebijakan institusi dan bukan kesalahan staf.
• Memimpin inovasi dalam institusi
• Mampu memastikan bahwa struktur organisasi jelas telah mendifinisikan tanggung jawab dan mampu mempersiapkan delegasi yang tepat
• Memiliki komitmen untuk menghilangkan rintangan baik yang bersifat organisasional maupun kultural
• Membangun tim yang efektif
• Mengembangkan mekanisme yang tepat untuk mengawasi dan mengevaluasi kesuksesan.

B. Kerja Tim Bagi Mutu pendidikan di Madrasah.
Dalam setiap institusi/lembaga/madrasah dan sebagainya, setiap pekerjaan dibagi berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. Di sekolah/madrasah atau staf senior lainnya secara bersama-sama. Spesifikasi kerja tersebut hanyalah merupakan starting poin negosiasi peran, yang merupakan suatu proses berkelanjutan yang melibatkan seluruh anggota pemegang jabatan. Oleh karena pembagian kerja pada masing-masing individu ataupun kelompok sesuai dengan spesifikasi bidang yang dimilikinya, maka kerja tim merupakan hal yang sangat diharapkan dan memiliki peran yang sangat penting.
a. Pentingnya Kerja Tim dalam pendidikan Madrasah
Sebuah organisasi yang terlibat dalam TQM (Total Quality Management) akan memperoleh manfaat yang memiliki tim-tim yang efektif di semua tingkatan. Dalam beberapa sektor pendidikan, tim telah dikembangkan sebagai unit dasar dari penyampaian kurikulum dan dengan demikian pendidikan memiliki sebuah awal yang baik mengingat kerja tim adalah sebuah fakta yang sudah terbukti berhasil. Langkah awal tersebut memungkinkan institusi pendidikan memliki pondasi kuat untuk membangun TQM.
Madrasah sebagai salah satu institusi pendidikan Islam harus mampu mengoptimal kinerja tim yang dimiliki. Kerja tim yang solid akan memberikan kemudahan pada lembaga dalam mengatur roda pendidikan yang dijalankan. Kesadaran tim yang dimiliki merupakan kunci utama dalam mencapai hasil yang di cita-citakan.
b. Peran Tim Proyek
Dalam penegakan TQM, tim tidak hanya berfungsi menjalankan sebuah tugas tertentu. Di samping menjalankan fungsi tim yang memang sangat penting tersebut, tim juga bisa digunakan untuk mencapai proyek yang spesifik. Proyek ad-hoc dan berjangka pendek serta tim peningkatan merupakan elemen kunci dalam meningkatkan mutu. Dengan melibatkan jumlah maksimum orang dalam proses mutu terpadu, sebuah tim memiliki sebuah tim tambah.
Tim harus mampu menjadi motivasi dalam peningkatan mutu. Dalam lembaga madrasah tim harus menjadi motor penggerak dari kinerja madrasah. Madrasah yang menerapkan TQM harus memahami betul bahwa TQM adalah sebuah kumpulan tim yang saling melengkapi.
c. Tim Sebagai Dasar Bangunan Mutu
Tim yang harmonis dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu. Peningkatan mutu adalah sebuah kerja keras, dan mendapatkan dukungan semua pihak adalah pendekatan terbaik dalam menangani hal tersebut.
Dalam madrasah yang menerapkan TQM, madrasah harus memahami akan fungsi Tim yang dibentuk. Sebagai contoh adalah tim yang dibentuk agar memiliki fungsi penting yang mencakup:
• Bertanggung Jawab pada mutu pembelajaran
• Bertanggung Jawab pada pemanfaatan waktu para guru, material serta ruang yang dimanfaatkan
• Menjadi sarana untuk mengawasi, mengevaluasi dan meningkatkan mutu.
• Bertindak sebagai penyalur informasi kepada pihak manajemen tentang perubahan-perubahan yang diperlukan dalam proses peningkatan mutu.
d. Tahap-tahap formasi tim
Kerja tim harus didasarkan rasa saling percaya dan hubungan yang solid. Ketika tim memiliki identitas dan tujuan, maka ia dapat secara efektif menjalankan fungsinya. Keefektifan kerja tim akan mendorong dan membawa sebuah institusi menuju tujuan yang di cita-citakan.
Pada kenyataannya, setiap tim membutuhkan waktu dan tahap dalam perkembangannya. Menurut B.W Tuckman sebagaimana dikutip oleh Edward Salis, setidaknya ada empat tahap pertumbuhan dan kematangan dalam perkembangan tim. Dimulai dengan tahap pembentukan, lalu diikuti tahap-tahap pertumbuhan yang ia gambarkan dengan tahap tantangan, penataan norma dan kerja keras.
e. Tim yang efektif
Ukuran efektifitas tim sangat menentukan operasinya di lapangan. Agar tim bisa berjalan secara efektf, ada beberapa hal yang perlu diingat antara lain:
- Tim membutuhkan tujuan yang jelas
- Sebuah tim membutuhkan sumberdaya-sumberdaya dasar untuk beroperasi
- Sebuah tim perlu mengetahui tanggung jawab dan batas-batas otoritasnya
- Sebuah tim membutuhkan seperangkat atauran untuk bekerja
- Tim perlu menggunakan alat-alat yang tepat untuk mengatasi masalah dan menemukan solusi
- Tim perlu mengembangkan sikap tim yang baik dan bermanfaat.
f. Lingkaran Mutu
Bagi sebagian orang, mutu sinonim dengan lingkaran mutu. Lngkaran mutu merupakan ciri penting dari metode kontrol mutu terpadu (Total Quality Control) Jepang. Filosofi TQC Jepang sebenarnaya merupakan perpaduan antara ide-de kontrol proses statistik Deming dengan lingkaran mutu. Adapun ilustrasi dari lingkaran mutu adalah sebagai sebagai berikut:














Lingkaran mutu dipertimbangkan sebagai bagian penting dari proses mutu di Jepang, akan tetapi tidak di Barat.hal ini mungkin ada hubungannya dengan budaya industri di Barat. Di barat, tim dan kerja tim lebih di tekankan daripada lingkaran mutu.
Menurut Isikhawa lingkaran mutu memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memberi kontribusi pada peningkatan pada peningkatan dan pengembangan perusahan.
2. Menghormati kemanusaiaan dan membangun sebuah kebahagian yang layak serta wilayah kerja yang bermanfaat.
3. Melatih kemampuan manusia secara maksimal dan mengurangi kemungkinan yang terbatas.

BAB III
PENUTUP

Dari pemaparan makalah diatas dapat kita ambil garis besar diantaranya:
- Pemimpin dalam mutu adalah yang mungkin keberhasilannya dengan keberhasilan individu-individu di dalam organisasinya.
- Meskipun dalam mutu keberhasilan diukur dengan keberhasilan individu-individu di dalam organisasi akan tetapi seorang pemimpin tetap dibutuhkan dalam mutu.
- Dalam mutu kerja tim merupakan faktor yang sangat penting. Untuk mencapai tujuan bersama yang di cita-citakan
- Dalam kerja tim dibutuhkan rasa saling percaya secara penuh. Rasa saling percaya akan mendorong adanya kinerja masing-masing tim secara maksimal.










DAFTAR RUJUKAN

1. Ahmad Patoni, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Tulungagung, STAIN, 2008)
2. Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2003)

3. M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2003),

4. Saiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: Alfabeta, 2005),

5. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT,Remaja Rosdakarya, 2004)

6. Jerome.S. Arcaro, Pendidikan Bebasis Mutu, (Yokyakarta, Pustaka Pelajar, 2007)
7. Edward Salis, Total Quality Management in Education (Jokjakarta:IRCICoD, 2006)
8. Tony Bush & Marianne Coleman, Leadership and Strategig Management in Education,(Jokjakarta:IRCISoD,2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar