“……Cinta itu di sebut mahabbah, lantaran ia mampu menghapus yang ada di hati kecuali yang di cinta……” ( Junayd Al Baghdadi )
Tak asing lagi kata – kata ini seringkali terdengar dan terngiang dalam telinga kita. Cinta, sungguh sebuah kata yang sangat indah dan enak di dengar serta di rasakan, namun sulit untuk di definisikan. Demkianlah Junayd mengatakan tentang cinta. Terasa begitu menyentuh dan tepat di rasa oleh yang mengalami cinta. Sekrang saatnyalah kita introspeksi tentang cinta kita kepada Allah. Adakah pengakuan cinta kita kepada Allah telah merasuk dalam diri dan hati kita yang pada akhirnya menjadi sebuah dzauq dalam diri kita ? Ataukah cinta kita kepada Allah dan rasulnya hanya sebatas sebuah ungkapan dalam bibir kita yang sama sekali jauh dari dzauq dan syauq ( rindu ) akan Allah dan rasulNYA?
Cinta kepada Allah dan rasulnya mengharuskan kita untuk tenggelam dalam samudera cintaNYA. Mengharuskan kita untuk menghapus segala apa yang ada dalam benak pikiran kita selain dariNYA. Dengan senantiasa menghadirkan Allah dan Rasulnya dalam setiap perilaku dan tindakan kita. Mendatangkan sifat Rahman dan RahimNYA, penyantun, penyabar, amanah dan segala sifat yang dimilkinya sehingga keberadaan kita adalah merupakan perwujudan sifatNYA di alam nyata.
Wahai para muslim ! Sudahkah kita benar – benar introspeksi diri dan melihat dengan segala kesadaran kita akan kasih sayangNYA, Akan cintaNYA pada kita? Ataukah kita hanya memandang dengan sinis, melihat dan menatap dengan tatapan menantang tanpa tahu cinta dan kasih saying NYA yang mendalam pada diri kita semua insan.
Mari kita berseru FAFIRRUUUUU ILALLAAH WA RASUULIHI SAW. Jangan pernah kau biarkan dirimu jatuh dalam pelukan iblis yang hanya akan menyesatkan dan mengantarmu pada liang neraka jahannam. Lihatlah segala apa yang ada di sekitarmu adakah mereka sudah sadar kpada Allah ? Ataukah mereka adalah orang – orang yang senantiasa bergumul dengan nafsu mreka yang kian hari kian merajalla? Semua itu adalah tanggung jawab kita. Jangan pernah melalaikan saudara – saudara kita karena bila itu yang terjadi kita akan semakin jauh dariNYA walau ibadah kita telah menumpuk setinggi gunung. Allaahu A’lam Bi Al Shawaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar