BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan telah berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan sosial budaya umat manusia di muka bumi, pendidikan merupakan penolong utama bagi manusia untuk menjalani kehidupan ini. Tanpa pendidikan, maka manusia sekarang tidak akan berbeda dengan keadaan pada masa purbakala. Karena pada dasarnya pendidikan adalah usaha orang tua untuk mewariskan segala pengalaman, pengetahuan dan nilai-nilai serta norma-norma kehidupan sosial budaya yang dimilikinya kepada generasi mudanya agar nantinya mereka mampu hidup dan mengembangkan lingkungan kehidupan sosial budaya yang diwarisinya dengan sebaik-baiknya dan dengan proses pendidikan yang berlangsung dari generasi ke generasi tersebut, kehidupan sosial budaya peradaban manusia telah tumbuh dan berkembang sepanjang sejarahnya, sementara itu, Allah SWT telah mengutus rasul-rasulnya sepanjang sejarah tersebut, untuk memberikan petunjuk-petunjuk guna menjaga dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan sosial budaya dan peradaban umat manusia itu, agar tidak menyimpang dari tujuan Allah sebagai khalifahnya.
Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam al Qur’an pada surat Al A’laa ayat 1-3 yaitu:
“Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Pengasih, Penyayang. Yang menciptakan (semua alam) lalu menyempurnakan kejadiaannya. Dan yang menentukan dan memberi petunjuk”.
Pendidikan baik sebagai proses pengembangan potensi-potensi individu menuju kepada kebahagiaan masyarakat ataupun sebagai pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, telah diakui sebagai satu-satunya jawaban terhadap masalah kemunduran suatu bangsa. Lebih ditegaskan lagi oleh Muhammad Abduh yang dikutip Azyumardi Azra bahwa “Pendidikan adalah alat yang ampuh untuk melakukan perubahan”.
Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan hewan, hewan juga belajar, tetapi lebih ditentukan oleh insting. Sedangkan bagi manusia, pendidikan merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti.
Salah satu faktor penting yang diyakini oleh masyarakat dalam kelangsungan hidup manusia adalah pendidikan. Pendidikanlah yang mampu menstimuli perubahan sosial (Sosial Change) ke arah terbentuknya suatu kondisi masyarakat yang dicita-citakan.
Islam sebagai sebuah agama, mengatur kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk mencapai kesejahteraan itu, manusia selain dibekali Allah dengan akal pikiran , (intellect) juga diberikan wahyu yang berfungsi untuk membimbing perjalanan hidupnya.
Akal pikiran merupakan anugerah Allah yang paling tinggi kepada manusia, akal pikiran manusia inilah yang membedakan dengan makhluk Allah lainnya. Dengan akal pikiran yang dimilikinya ini pulalah manusia menempati tempat tertinggi di antara makhluk-makhluk lain.
Potensi manusia sebagai karunia Allah itu haruslah dikembangkan, sesuai dengan petunjuk-Nya yang disebut ibadah , dan apabila tidak dikembangkan berarti manusia mengingkari maksud dari penciptaanya. Maksud penciptaan manusia tertuang dalam Surat Az-Zaariyaat 56 yaitu:
“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyenbah kepadaku”.
Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang dalam pengertian seluas-luasnya. Pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri. Dalam konteks masyarakat Arab, di mana Islam lahir dan pertama kali berkembang, kedatangan Islam lengkap dengan usaha-usaha pendidikan untuk tidak menyebut sistem-merupakan tranformasi besar. Sebab, masyarakat Arab pra-Islam pada dasarnya tidak mempunyai sistem pendidikan formal. Pada masa awal perkembangan Islam, tentu saja pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara. Pendidikan yang berlangsung dapat dikatakan umumnya bersifat informal.
Pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
Aplikasi pendidikan Islam mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah karena Islam menjadi pedoman seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrowi.
Pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan Islam, tujuannya tidaklah sekedar proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi juga sekaligus sebagai proses alih nilai: ajaran Islam (transfer of value).
Sebagai media sosial yang memantulkan jiwa falsafah Islam disatu pihak, dan media inilah yang melaksanakan falsafah tersebut. Di pihak lain, nabi Muhammad SAW telah memberikan perhatian berat kepada pendidikan semenjak tahun-tahun pertama kebangkitan Islam dengan menyuruh agar mengajarkan menulis dan membaca.
Hubungan pembaharuan dan pendidikan, lebih khusus lagi dengan pendidikan Islam berkaitan dengan dunia pendidikan secara umum pada satu sisi pendidikan dipandanag sebagai suatu variable modernisasi atau pembangunan. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit bagi masyarakat manapun untuk mencapai kemajuan, karena itu pendidikan merupakan kunci yang membuka pintu ke arah modernisasi.
Tapi pada sisi lain pendidikan masih dianggap sebagai obyek modernisasi atau pembangunan. Pendidikan pada Negara yang tengah menjalankan program modernisasi masih terbelakang dalam berbagai hal. Karena itu pendidikan harus diperbarui, dibangun kembali atau modernisasi, sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang diembannya.
Lembaga pendidikan Islam yang lahir dan berkembang sesuai dengan semangat ajaran Islam itu sendiri, tidaklah heran, jika Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan hijrahnya dari Makkah ke Madinah, mendirikan masjid di Quba yang mana di situ jua mempelajari tulis dan baca.
Dalam perkembangan selanjutnya lembaga-lembaga pendidikan Islam tumbuh dalam situasi yang berbeda untuk melahirkan tujuan-tujuan tertentu pula, tujuan itu dirumuskan sesuai dengan kebutuhan kehidupan masyarakat Islam yang terus berkembang.
Menurut Marimba yang dikutip Azyumardi Azra lembaga pendidikan adalah “organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan. Badan-badan Pendidikan itu bertugas memberi pendidikan kepada si terdidik.
Lembaga-lembaga pendidikan berusaha menciptakan situasi proses pendidikan sebagaimana fungsinya. Berdasarkan fungsi dan tugas yang diembannya pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu keluarga, sekolah, dan badan-badan pendidikan kemasyarakatan diluar keluarga dan sekolah.
Sebagai pendidikan formal sekolah mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, dan alat-alatnya yang disusun secara eksplisit, sistematis dan distandarisasikan.
Disadari atau tidak, segala sesuatu di dunia ini perlu diatur. Pengaturan yang dimaksud untuk kelancaran, keteraturan, kedinamisan dan ketertiban oleh sebab itulah diperlukan pengadministrasian. Sejauh ini Sondang Siagian menyebut abad kini adalah “Abad Administrasi”.
Dalam dunia pendidikan administrasi pendidikan merupakan penerapan pengertian administrasi pendidikan dalam arti luas. Administrasi sebagai suatu proses keseluruhan, semua kegiatan bersama dalam bidang pendidikan memanfaatkan semua fasilitas yang tersedia baik personil, materiil maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan. Segala kegiatan yang dilakukan di dalam proses administrasi pendidikan dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan khususnya dalam pendidikan.
Penulis merasa perlu mengkaji lebih lanjut tentang administrasi pendidikan untuk mengetahui bagaimana pemikiran Hasan Langgulung tentang Administrasi Pendidikan dalam perspektif Pendidikan Islam. Administrasi yang bagaimana yang dapat mendayagunakan berbagai sumber manusia dan non manusia sehingga pendidikan berjalan secara teratur, efektif dan efisien untuk menciptakan tujuan pendidikan (khususnya Islam).
Dengan adanya pembahasan ini penulis berharap dapat menjelaskan lebih detail tentang hal tersebut di atas yang akan dikembangkan dalam tesis ini.
B. Perumusan Masalah
Karya tulis memuat rumusan yang muncul berkenaan dengan judul tesis “Administrasi Pendidikan Dalam Perspekif Pendidikan Islam”, sebagai berikut:
1. Bagaimana Tinjauan Umum tentang Administrasi Pendidikan ?
2. Bagaimana pemikiran Hasan Langgulung tentang Administrasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan secara umum adalah untuk gambaran secara menyeluruh (holistik) dan mendalam (komprehensip) tentang “Administrasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Tinjauan Umum tentang Administrasi Pendidikan .
2. Untuk mengetahui pemikiran Hasan Langgulung tentang Administrasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan yang dapat diambil dari kajian ini adalah :
1. Secara teoritis kajian ini dapat berguna dalam pengembangan khasanah ilmiah terutama tentang Administrasi Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam, baik bagi pihak yang berkepentingan dalam hal pendidikan ataupun tidak.
2. Secara praktis kajian ini berguna bagi penulis maupun pembaca dalam mengetahui bagaimana sebenarnya Administrasi Pendidikan Dalam Perspektif Pendidikan Islam.
3. Hasil kajian ini dapat dijadikan salah satu bahan referensi /pertimbangan /bacaan di perpustakaan STAIN Tulungagung khususnya dan pada umumnya serta pihak-pihak lain yang membutuhkan.
E. Penegasan Istilah
Penulis menganggap perlu untuk menjelaskannya secara konseptual maupun secara operasional dari variabel yang digunakan untuk menghindari penafsiran lain dan mempermudah pemahaman dalam tesis ini:
1. Secara konseptual
Administrasi Pendidikan : Sejumlah proses pelaksanan dan teknis yang berlaku melalui usaha kolektif, kooperatif, manusiawi, yang terorganisir dan selalu berusaha untuk menciptakan iklim intelektual, psikologis, dan material yang sesuai, yang membangkitkan semangat dan mendorong aktivitas dan keinginan kerja, dengan menggabungkan, menyusun, dan memobilisir seluruh sumber-sumber dan tenaga manusia serta material yang ada, dan mengembangkan dan membimbingnya dengan sempurna untuk mencapai tujuan-tujuan lembaga atau aparat pendidikan dimana administrasi itu berbeda.
Pendidikan Islam : Menyiapkan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan, dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beamal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
2. Secara operasional
Administrasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam merupakan suatu proses pelaksanaan dan teknis dalam proses pendidikan dengan berbagai usaha untuk mencapai tujuan-tujuan lembaga atau aparat pendidikan yang semuanya dalam konteks nilai-nilai, syariat-syariat dan pendidikan Islam.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Kajian
Penelitian inimenggunakan jenis pendekaan kajian pustaka yang bersifat tekstual, non kuantitatif yang tidak melibatkan diri pada perhitungan angka-angka atau kuantitatif. Penulis menggunakan jenis penelitian Library Research, dengan pertimbangan dari asal tempat dimana penelitian ini dilakukan yaitu perpustakan, maka penelitian ini di sebut sebagai “penelitian kepustakaan” atau disebut “Kajian Pustaka” yaitu suatu bentuk penampilan argumentasi penalaran keilmuan yang menjelaskan hasil dari study pustaka dan olah pikir peneliti tentang suatu persoalan.
2. Sumber Kajian
Sumber dari kajian ini terdiri dari sumber primer dan sumber skunder. Sumber primer yang merupakan bahan pustaka yang isinya sumber temuan penelitian yang berupa buku karangan Hasan Langgulung yang berjudul Asas-Asas Pendidikan Islam, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, Pendidikan dan Peradaban Islam “Suatu Analisa Sosia-Psikologi”, Kreativitas dan Pendidikan Islam, dan Falsafah Pendidikan Islam (terj.), dan beberapa pemikiran tentang pendidikan Islam.
Sumber data skunder dalam kajian ini terdiri dari jurnal penelitian, disertasi, thesis, tesis, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, dan diskusi ilmiah atau terbitan-terbitan resmi pemerintah. Dan majalah ilmiah, arsip-arsip serta dokumen resmi.
3. Metode Kajian
Dalam menganalisis suatu permasalahan, dibutuhkan cara berfikir yang tepat. Karena tesis merupakan kajian teoritis, maka metode analisis yang penulis gunakan adalah metode analisis conten analisis yaitu analisis isi yang sistematik untuk menagalisis isi peran dan mengolahnya. Metode ini leih menampakkan watak dari berbagai teori dan analisis.
Di samping itu, juga mengunakan metode analisis deskriptif yang memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu hal, dan setelah dilakukan conten analisis.
Dalam hal ini penulis menelaah seluruh tulisan baik berupa tulisan yang telah dipublikasikan tidak secara langsung dan khusus mengenai pembahasan Administrasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam (Telaah Pemikiran Hasan Langgulung), akan tetapi terdapat esensi yang dapat menunjang dalam melakukan penafsiran dan pemaknaan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk memilih dan menguraikan data-data tersebut, yang korelatif dengan topik masalah dan sub-sub bahasan yang akan dibahas.
G. Sistematika Pembahasan
Sebelum diuraikan secara terperinci kandungan tesis ini akan penulis coba deskripsikan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, sebagai berikut;
Bab I: Pendahuluan, yang menjelaskan sekaligus menempatkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah baik secara konseptual maupun operasional, metode penelitian, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab II: Berisi tentang pembahasan biografi dan latar belakang pemikiran Hasan Langgulung, yang meliputi; biografi intelektual Hasan Langgulung, Kompetensi Hasan Langgulung dalam Pendidikan Islam, dan Tinjauan tentang Pendidikan Islam.
Bab III: Berisi tentang tinjauan Administrasi Pendidikan dalam Pemikiran Hasan Langgulung yang terdiri dari; pengertian Administrasi Pendidikan, Ciri-ciri Administrasi Pendidikan, Dasar dan Tujuan Administrasi Pendidikan, Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan, Pentingnya Administrasi Pendidikan, Fungsi Administrasi Pendidikan, Pola-Pola Kepemimpinan Administrasi Pendidikan.
Bab IV: Berisi tentang Administrasi Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam (Pemikiran Hasan Langgulung) yang terdiri dari; prinsip menekankan Iman dan Akhlak dalam Kerja Administrasi, Prinsip Keadilan dan Persamaan, Prinsip Musyawarah, Prinsip Pembagian Kerja dan Tugas, prinsip Berpegang pada (Perencanaan, Organisasi Supervisi, Pengawasan, dan Follow Up), Prinsip Penghargaan, (Pergaulan Baik, dan Hubungan Baik dengan Pekerja), Prinsip Menekankan (Kemampuan, Pengalaman, dan Keikhlasan dalam Pencalonan, Pelantikan, Kenaikan Pangkat dan Pemberian Mandat dalam Pekerjaan).
Bab V : Penutup, bab terakhir ini memberikan kesimpulan dari uraian bab-bab sebelumnya yang tidak bertentangan dengan pokok masalah yang diriumuskan. Sekaligus membuat saran-saran yang konstruktif dan inovativ bagi pembaca tesis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar