Kamis, 23 Desember 2010

Mujahadah Kubro Dipondok Pesantren Kedunglo Al Munadhdharah Bandar Lor Mojoroto Kediri 23 – 12 – 2010

Pondok pesantren Kedunglo Kediri bulan ini memiliki hajatan besar yaitu resepsi mujahadah kubro. Mujahadah kubro adalah acara sremonial yang dilaksanakan oleh seluruh pengamal shalawat wahidiyah diseluruh nusantara bahkan secara internasional. Acara ini diselenggarakan dua kali dalam setahun. Tepatnya pada setiap bulan muharam dan bulan rajab yaitu pada hari jum'at pertama setelah tanggal lima belas muharam dan rajab. Acara ini diselenggarakan di pusat lahirnya shalawat wahidiyah yakni pondok Pesantren Kedunglo Al Munadhdharah desa Bandar Lor kecamatan Mojoroto Kota Madya Kediri Jawa Timur Indonesia.
Acara mujahadah kubro yang digelar pada bulan Muharam ini dimaksudkan untuk kembali mengenang ulang tahun lahirnya shalawat wahidiyah sekaligus haul Mbah K.H.Muhamad Ma'roef Q.S. wa R.A. Sedangkan mujahadah yang diselenggarakan pada bulan Rajab adalah untuk memperingati peristiwa isra' mi'raj rasulullah SAW sekaligus haul Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma'roef Q.S. wa R.A.
K.H. Ma'roef Q.S. wa R.A.adalah pendiri pondok pesantren Kedunglo tempat lahirnya shalawat wahidiyah dan ajarannya. Beliau adalah seorang 'ulama' sepuh pada masa penjajahan. Beliau ikut aktif dalam mengambil kemerdekaan Indonesia kala itu. Beliau juga terkenal sebagai tokoh agama yang sangat disegani di kediri. Pada masa hidupnya beliau aktif di organisasi NU dan sempat menjabat sebagai majlis syuro. Sedangkan K.H Abdoel Madjid Ma'roef Q.S. wa R.A. adalah putra Mbah Ma'roef. Beliau ikut serta dibawa haji disaat masih bayi. Di tanah suci ini pada setiap tengah malam Mbah Ma'roef senantiasa membawa putranya ketalang besi dibawah ka'bah. Disana Mbah Ma'roef senantiasa berdo'a dan meminta kepada Allah SWT agar putranya kelak dijadikan sebagai seorang yang shalaih, berguna dan bermanfaat bagi umat dan masyarakat.
Pasca wafatnya Mbah Ma'roef K.H. Abdoel Madjid Ma'roef Q.S. wa R.A. memperbanyak riyadlah dan mujahadah karena merasa prihatin terhadap nasib dan kondisi umat masyarakat dikala itu yang jauh meninggalkan Allah wa rasulihi SAW. Beliau mendekatkan diri kepada Allah SWT dan senantiasa puasa disiang harinya. Tidak henti – hentinya beliau memutar tasbih sambil membaca do'a kepada Allah agar segera diberi hidayah untuk bisa menyelamatkan umat dan masyarakat. Amalan yang paling banyak diamalkan Mbah Yahi kala itu adalah amalan shalawat, diantaranya shalawat nariyah, munjiyat, masisiyah, baedlawi dan lain sebagainya. Beliau sudah terbiasa mengkhatamkan shalawat nariyah sebanyak 4444 dalam satu jam.
Ditengah – tengah riyadlahnya inilah mbah yahi mendapat alamat ghaib yang intinya adalah agar beliau segera menyelamatkan umat dan masyarakat. Alamat ini terjadi beberapa kali dan pada puncaknya pada sekitar tahun 1963 beliau mendapat alamat lagi. Alamat yang ini lebih keras dan bernada ancaman apabila beliau tidak segera bertindak untuk menyelamatkan umat dan masyarakat. Pada saat itulah dalam kondisi hati yang senantiasa tawajuh dihadapan Allah SWT dan hati yang syauq kepada Allah dan rasulullah SAW lahirlah dari kandungan beliau shalawat yang pertama dari rangkaian shalawat wahidiyah yaitu shalawat ma'rifat yang isinya adalah memohon kepada Allah SWT agar ditenggelamkan kedalam samudera tauhidnya Allah sehingga tidak bisa melihat, mendengar, menemukan,merasakan, bergerak, dan diam kecuali diliputi dengan kesadaran kepada Allah SWT. Shalawat inilah yang pada akhirnya dikenal sebagai shalawat wahidiyah yang mempunyai mafaat dan faedah untuk membersihkan hati dan ma'rifat billah.
Pelaksanaan mujahadah kubro ini dibagi menjadi lima gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan pada malam jum'at. Gelombang pertama ini disponsori oleh PW pusat dan santriwan santriwati pondok. Gelombang kedua dilaksanakan pada malam sabtu. Gelombang ini disponsori oleh jama'ah ibu – ibu. Seluruh petugas acara sampai pengisi kuliah dipercayakan kepada ibu –ibu. Disusul selanjutnya gelombang remaja yang dilaksanakan pada malam minggu. Semua yang bertugas adalah dari remaja. Dilanjutkan dengan gelombang kanak – kanak yang dilaksanakan pada hari minggu pagi. Yang bertugas pada acara inipun diambil dari kanak – kanak wahidiyah. Puncak acara ini adalah pada malam senin atau malam terakhir yakni gelombang bapak – bapak. Biasanya sepanjang jalan dari perempatan Bandar Kidul sampai Bandar lor penuh sesak dipadati mujahidin dan mujahidat dari antero nusantara. Ada yang berasal dari jawa, bali, sumatera, flores, NTT, Kalimantan, sulawesi, papua, bahkan dari negeri manca. Para petugas acarapun juga berasal dari berbagai daerah di belahan nusantara.
Sebelum acara mujahadah kubro dilaksanakan, biasanya seluruh pengamal shalawat wahidiyah dimanapun berada menyongsong acara ini dengan mujahadah. Sebelum kubro ada penyongsongan dengan mujahadah 40-an. Yaitu mujahadah selama 40 hari berturut – turut yang dilaksanakan sesuai dengan bilangan yang ada dalam lembaran shalawat wahidiyah. Setelah itu dilaksanakan mujahadah nonstop selama beberapa hari sampai selesainnya acara pada malam senin. Selain itu mereka yang bertugas sebagai security diharuskan melaksanakan mujahadah keamanan untuk mempersiapkan hati dan bathin mereka dalam mengamankan jalanya mujahadah kubro. Tidak hanya berhenti disitu petugas pentas yang tampil dalam acara seremonial inipun diharuskan mempersiapkan diri secara maksimal baik dhahir maupun bathin. Selain mereka mempersiapkan diri dengan fisik mereka, merekapun harus mempersiapkan diri dengan mujahadah penyongsongan yang biasanya dengan bilangan peningkatan seribu atau limaribuan. Hal inilah yang mungkin akan sangat membedakan acara – acara yang digelar dalam kegiatan mujahadah shalawat wahidiyah dengan kegiatan – kegiatan yang lain.
Kalau kegiatan – kegiatan diluar wahidiyah seringkali ada guyon dan humor, maka di dalam acara – acara wahidiyah nyaris tidak pernah dijumpai humor. Acara wahidiyah senantiasa diliputi rasa khusyu' haru dan syahdu. Bahkan tidak jarang mujahidin dan mujahidat menangis ditengah – tengah mujahadah. Isak tangis mujahidin dan mujahidat seringkali terdengar disaat – saat acara sedang berlangsung. Hal ini jarang terjadi didalam acara ceramah dan pengajian – pengajian diluar wahidiyah.
Mujahadah kubro memang sebuah sarana audiensi kepada Allah SWT wa rasulihi SAW. Oleh sebab itulah pada setiap acara beliau Romo K.H. Abdoel Lathief Madjid R.A. senantiasa mengingatkan kepada para pengamal agar disaat berada di kedunglo jangan sampai ada yang ingat kepada selain Allah. Artinya masih memikirkan dunia yang ending – endingnya akan membuat mereka lupa akan tujuan awal ke kedunglo hingga pulang dari kedunglo dengan hampa tanpa membawa hasil apapun.
Kali ini mujahadah kubro akan dilaksanakan besok pada malam jum'at tanggal 23 Desember sampai senin tanggal 27 Desember 2010. Bagi para muslimin muslimat yang ingin lebih mengenal tentang shalawat wahidiyah dan ajarannya bisa hadir di acara mujahadah kubro. Namun demikian yang ingin hadir disarankan dan dianjurkan untuk mempersiapkan hati dan bathinnya untuk benar – benar mencari hidayah Allah SWT bukan untuk maksud lain yang tidak baik. Dan bagi para pengamal shalawat wahidiyah dimanapun berada mari hadir di acara yang penuh barakah ini. Dan akhirnya saya ucapkan :

"SELAMAT MENGIKUTI MUJAHADAH KUBRO DALAM RANGKA HUT SHALAWAT WAHIDIYAH - 47 DAN HAUL MBAH K.H. MOEHAMAD MA'ROEF Q.S. WA R.A."

Semoga kita benar – benar dapat mengambil hikmah, barokah dan manfaat yang sebesar – besarnya dari acara ini untuk memperjuangkan umat dan masyarakat sadar kembali "FAFIRRUU ILALLAAH WA RASUULIHI SAW " amin.


'Allahu A'lam bi Al Shawab….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar