Jumat, 24 Februari 2012

10 HAL YANG MENYEBABKAN DOA BELUM TERJAWAB

10 HAL YANG MENYEBABKAN DOA BELUM TERJAWAB
Suatu hari ketika, Ibrahim bin Adham seorang ‘alim yang terkenal zuhud dan wara’nya melewati pasar yang ramai. Selang beberapa saat beliau pun dikerumuni banyak orang yang ingin minta nasehat. Salah seorang diantara mereka bertanya :”Wahai guru! Allah telah berjanji dalam kitabNya, bahwa Dia akan mengabulkan do’a hambaNya. Kami tel;ah berdo’a setiap hari, siang dan malam, tapi mengapa sampai saat ini do’a kami tidak dikabulkan?”
Ibrahim bin Adham diam sejenak, lalu berkata,”Saudara sekalian! Ada sepuluh hal yang menyebabkan do’a kalian tidak dijawab oleh Allah.
Pertama, kalian mengenal Allah, namun tidak menunaikan hak – hakNya.
Kedua, kalian membaca al qur’an, tetapi kalian tidak mau mengamalkan isinya.
Ketiga, kalian mengaku bahwa iblis adalah musuh yang nyata, namun dengan suka hati kalian mengikuti jejak dan perintahnya.
Keempat, kalian mengaku mencintai rasulullah SAW, tetapi kalian suka meninggalkan ajaran dan sunnahnya.
Kelima, kalian sangat menginginkan surga, tapi kalian tak pernah melakukan amalan ahli surge.
Keenam, kalian takut dimasukkan neraka, namun kalian dengan senangnya sibuk dengan perbuatan para ahli neraka.
Ketujuh, kalian mengaku bahwa kematian pasti datang, namun kalian tidak pernah mempersiapkan bekal untuk menghadapinya.
Kedelapan, kalian sibuk mencari aib orang lain, dan melupakan cacat dan kekurangan kalian sendiri.
Kesembilan, kalian setiap hari memakan rezeki Allah, tapi kalian lupa mensyukuri nikmatNya.
Kesepuluh, kalian sering mengantar jenazah ke liang kubur, tapi kalian tidak pernah menyadari bahwa kalian juga akan mengalami hal yang serupa.”
Nasehat Ibrahim bin Adham diatas mengandung nilai yang sangat dalam. Banyak diantara manusia yang sering mengeluh kepada Allah SWT karena do’a – do’anya yang belum dikabulkan. Mereka mengira bahwa Allah ingkar akan janji yang telah Ia tuangkan didalam al qur’an yang mulia. Banyak juga diantara manusia yang kemudian lari dan mencari tempat meminta yang lain yang jauh lebih cepat. Akibatnya mereka terjebak dengan praktik – praktik dukun yang menyesatkan. Berbuat syirik dan semakin menjauh dari Allah meski dalam kehidupannya mereka lebih cepat mendapatkan harta kekayaan yang melimpah.
Demikianlah kebanyakan diantara manusia yang tidak mau introspeksi diri dan berpikir secara mendalam mengapa do’a - do’a yang mereka panjatkan siang dan malam tidak diijabahi Allah. Ibrahim mengingatkan kepada kita dengan nasehatnya diatas. Kita bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, akan tetapi nyatanya kita sering menyekutukannya. Kita tahu bahwa Allah memiliki sifat qudrah, namun kita sering merasa kita berkuasa. Allah adalah Dzat Yang Maha ‘Alim, kita mengaku pandai dan seterusnya.
Pada hakikatnya pengakuan kita sebagaimana diatas menggambarkan bahwa kita menyekutukan Allah karena sifat Allah adalah mukhalafatu lillhawaditsi ( Allah berbeda dengan makhluk ). Logikanya ketika Allah memiliki sifat qudrah maka makhluk ( termasuk didalamnya manusia ) adalah ‘ajzun ( lemah ). Kalau Allah ‘alim maka selain Allah adalah jahil demikian seterusnya.
Meskipun syirik dalam tingkatan ini tidak menyebabkan seseorang kafir, tetap sja namanya adalah syirik walaupun masih dalam tataran syirik khafi (samar ). Maka Ibrahim bin Adham mengingatkan kita bahwa kita mengenal Allah tapi kita tidak pernah memberikan hak – hakNya. Maka perlukah Allah menjawab do’a setiap orang yang tidak pernah menghargaiNya?
Jawabannya mungkin akan berbeda – beda tergantung siapa dan tendensi mereka yang ingin menjawab. Paling tidak dengan berpikir secara mendalam, merenung terhadap apa yang telah dinasehatkan Ibrahim bin Adham kita tidak akan dengan mudah untuk menyalahkan Allah lantas mencari jalan pintas demi mewujudkan apa yang kita inginkan.
Akhir – akhir ini kita sering melihat bagaimana terjadi banyak penyimpangan dalam lingkungan masyarakat kita. Baik penyimpangan itu berhubungan dengan hubungan manusia dengan Allah ( vertical ) maupun hubungan manusia dengan sesama dan alam lingkungan tempat ia berada (horizontal ). Kriminalitas merajalela, korupsi merambah diseluruh tingkatan, mulai pejabat sampai buruh dan pekerja kasar disawah, pabrik dan bangunan. Bila kita telusuri mungkin Sembilan puluh persen diantara mereka muslim. Sungguh sangat ironis sekali. Bukankah Allah memerintahkan kepada umatnya untuk senantiasa berlaku jujur? Bahkan Allah mengecam siapa saja orang yang berkata tentang sesuatu hal akan tetapi ia tidak melakukan hal itu. Sungguh ini adalah bukti betap banyak orang yang membaca al qur’an akan tetapi mereka tidak pernah mau mematuhi isinya.
Kita juga yakin bahwa iblis adalah musuh yang nyata. Kita sering mengumpat teman yang mungkin berbuat salah kepada kita dengan mengatakan “iblis” kepada mereka. Namun seringkali kita justeru mengikuti langkah – langkahnya. Kita yang mungkin bekerja disebuah pabrik, bila tidak ada mandor bekerja dengan sesukanya. Kita yang bekerja di lembaga pendidikan misalnya sering juga korupsi jam masuk, maupun pulang. Padahal kita digaji untuk mengajar dan sebagainya. Inilah sebenarnya langkah – langkah iblis. Iblis suka untuk menipu dan mencari keuntungan pribadi. Demi menghancurkan Adam a.s. ia menghalalkan segala cara agar Adam a.s. bisa keluar dari surga. Demi kenaikan gaji dan pangkat rela menyuap atau melakukan penipuan. Pantaslah kiranya dikatakan kepada mereka yang menempuh jalan semacam ini dengan orang yang mengikuti langkah iblis. Maka apakah do’a orang yang seperti ini pantas untuk dijawab Allah? Demikian seterusnya. Allahu A’lam…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar