Jumat, 17 Februari 2012

“MENSYUKURI NIKMAT DAN MENJAGA LINGKUNGAN”
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Materi dan Desain Pembelajaran al-Quran Hadits”

Dosen Pengampu:
Muhammad Fatoni, M.Pd.I.











Disusun Oleh:
Binti Nadhiroh F.U. ( 3211093005)
Lailatul Fitria (3211093013)
Lia Hanifatur Rahmi (3211093014)

TARBIYAH, PAI-5A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2011
KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mensyukuri Nikmat dan Menjaga Lingkungan” untuk mata kuliah Materi dan Desain Pembelajaran Al-Quran Hadits.
Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang yakni agama islam.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.Maftukhin, M.Ag. selaku ketua tulungagung
2. Muhammad Fatoni, M.Pd.I. selaku dosen pengampu
3. Rekan –rekan yang telah membantu terselesaikannya makalah ini
4. Fasilitas kampus, seperti tersedianya perpustakaan
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.
Demikianlah makalah kami, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tulungagung, November 2011





Penyusun




DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 1
C. Tujuan pembahasan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah 3
B. Langkah-langkah Mengajar Sejarah 5
C. Metode pembelajaran sejarah 14
D. Media Pengajaran Sejarah
E. Tujuan Mempelajari Sejarah
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 29
B. Kritik/Saran………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Di dunia ini telah nyata terjadi berbagai kerusakan atau bencana, baik di darat maupun di laut. Kerusakan dan bencana itu adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Penyebabnya ada beberapa kemungkinan seperti karena kemusyrikan, keingkaramn, kemunafikan dan kesesatan fikiran manusia. Mereka tidak mentaati perintah dan larangan Allah yang disampaikan oleh para rasul-Nya.
Sebagai khilafah yang memiliki tanggungjawab untuk menjaga bumi dari kerusakan, hendaknya turut melestarikan ajaran agama islam dengan benar sehingga tujuan dari agama islam sendiri dapat terwujud.

B. Rumusan Masalah
1. Ayat tentang perintah mensyukuri nikmat?
2. Ayat tentang perntah menjaga lingkungan?

C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui cara mensyukuri nikmat
2. Untuk mengetahui kewajiban menjaga lingkungan




BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syukur
Pengertian syukur secara terminology berasal dari kata bahasa Arab, berasal dari kata شكر-يشكر-شكرا‘’ yang berarti berterima kasih kepada atau dari kata lain ‘’ شكر‘’ yang berati pujian atau ucapan terima kasih atau peryataan terima kasih[i]. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia syukur memiliki dua arti yang pertama, syukur berarti rasa berterima kasih kepada Allah dan yang kedua, syukur berarti untunglah atau merasa lega atau senang dll
B. Ayat tentang perintah mensyukuri nikmat Allah
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَوْثَاناً وَتَخْلُقُونَ إِفْكاً إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقاً فَابْتَغُوا عِندَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya:
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta . Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.

Allah telah menegaskan bahwa sesembahan selain Allah itu sudah jelas merupakan hasil ciptaan tangan manusia itu sendiri, tetapi mereka berdusta dengan menganggapnya itulah tuhan yang sebenarnya. Lebih dari itu ciptaan mereka yang berbentuk patung dan berhala itu menurut kepercayaan mereka sanggup memberi manfaat kepada mereka.. Kemudian Ibrahim as mencela dan mengecam mereka bahwa patung-patung itu sedikitpun tidak sanggup memberi sanggup kepada mereka.
Sebab rizqi itu adalah wewenang mutlak yang hanya dimiliki oleh Allah saja.karena itu dianjurkan kepada mereka supaya memohon rizqi dan penghasilan itu hanya kepada Allah saja dan mensyukurinya jika yang diminta telah diperkenankanNya. Allaj saja yang mendatangkan rizqi bagi manusia serta memberi nikmat para hambanya.
Sesudah itu kepada-Nyalah manusia akan dikembalikan, dimana manusia dianjurkan mencari keridaan-Nyalah kamu dikembalikan, dimana manusia dianjurkan untuk mencari keridaan-Nya dengan jalan mendekatkan diri kepadaNya. Ayat ini ditutup dengan lafal “kepada-Nyalaj kamu dikembalikan” artinya bersiap-siaplah kamu menemui tuhan itu dengan beribadah dan bersyukur.dan kamu semua akan dimintai pertanggung jawaban atas segala amal perbuatan itu. Juga tentang nikmat yang kamu terima, serta rizqi yang kamu makan.


Firman Allah QS.An Nahl:144

١١٤. فَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّهُ حَلالاً طَيِّباً وَاشْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu. dan syukurilah ni'mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
Berdasarkan ayat tersebut diatas bahwa bersyukur itu dengan cara memakan makanan yang halal dan yang tidakberlebihan sesuai ketentuan yang ditentukan Allah SWT
Hadits tentang syukur nikmat
عن ابي هريرة قال: قال رسولالله ص م :انظروالي من هو اسفل منكم و لا تنظروا لي من هو فوقكم فهواجدر ان لا تجدروا نعمةالله عليكم
Atinya:
Dari abu hurairah berkata: rasulula SAW bersabda: lihatlah orang yang lebih rendah deri pada kamu dalam urusan dunia dan janganlah kamu melihat orang yang lebih tinggi dari pada kamu, maka di lebih pantas (menempati) kedudukan yang lebih tinggi daripada kamu tidak mengandai-andai (jangan kamu pantas-pantaskan kedudukan orang diatasmu) (HR Bukhori Muslim)

C. Ayat tentang perintah menjaga lingkungan hidup
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya.
Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
٤٢. قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ

42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

Di dunia ini telah nyata terjadi berbagai kerusakan atau bencana, baik di darat maupun di laut. Kerusakan dan bencana itu adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri. Penyebabnya ada beberapa kemungkinan seperti karena kemusyrikan, keingkaramn, kemunafikan dan kesesatan fikiran manusia. Mereka tidak mentaati perintah dan larangan Allah yang disampaikan oleh para rasul-Nya.
Kerusakan atau bencana akibat perbuatan buruk manusia itu bermacam-bermacam dalam Al-Quran telah banyak diterangkan agar menjadi pelajaran bagi umat manusia. Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kita juga amat banyak kerusakan yang dimuat olehumat manusia dan akibat peritiwa alam, antara lain:
Penggundulan hutan; membuat pemukiman dan industry di sawah dan lading-ladang; pengrusakan barang , gedung , tanaman dan hewan, perkelahian , peperangan dan lain-lain.Akibat perbuatan buruk manusia yang menimbulkan kerusakan atau bencana itu, maka manusia sendirilah yang merasakan penderitaan, kesengsaraan dan kerugiaannya meskipun diantara mereka ada yang menjadi korban karena tidak ikut melekukannya. Guna mencegah timbulnya kerusakan atau bencana, maka manusia harus kembali ke jalan yang benar, mentaati perintah dan larangan Allah dan Rasulnya., peraturan perundang-undangan Negara yang berlaku, mendorong berbuat baik, dan mencegah perbuatan jahat, melakukan amal saleh dan perbuatan baik lainnya.
Jagat raya telah diciptakan Allah swt dalam keadaan yang sangat harmonis, serasi, seimbang dan memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya baik,dan menggunakan dan menjaganya bahkan memerintahkan hamba-hambaNya untuk memperbaikinya.Salah satu bentuk perbaikanyang dilakukan Allah adalah dengan mengutus para nabi dan Rasul untuk memberi peringatan agar tidak membuat kerusakan alam dan meluruskan perbuatan Ankara murka serta serta selau memperbaiki kehidupan yang kacau dala masyarakat. Secara logika orang yang tidak menyambut dan merespon kedatangan rasul atau menghambat misi mereka, bahkan memnentangnya maka dia telah melakukan salah satu bentuk pengrusakan di bumi.
Merusak sesuatu setelah diperaiki adalah jauh lebih buruk daripada erusaknya sebelum sesuatu itu diperbaiki atau pada saat dia buruk. Ayat ini secara tegas menggaris bawahi larangan tersebut, walaupun tentunya memperparah kerusakan atau merusak yang baik juga amat tercela.Allah SWT memerintahkan kepada rasulnya supaya memperhatikan ciptaannya bagaimana dia memanjangkan dan memendekkan baying-bayang dari tiap-tiap benda yang terkena sinar matahari mulai terbit sampai terbenamnya kalau dia menghendaki niscaya dia menjadikan baying-bayang itu tetap, tidak berpindah-pindah. Biasanya Allah membiarkan baying-bayang itu memanjang atau mmendek untuk dipergunakan manusia menguur waktu seperti mesir mempergunakan alat yang diberi nama “misallat” untuk mengukur waktu pada siang hari dan menetukan musim-musim selama setahun, sedangkan bangsa arab juga telah mempergunakan alat yang diberi nama “Mazsawil” untuk menentukan waktu sembahyang dengan baying-bayang sehingga mereka dapat memastikan tibanya waktu dzuhur bila bayangan jarunya sudah berpindah dari arah barat ke timur, dan tiba waktu ashar bila bayangan setiap benda yang berdiri sudah menyamainya dan hal tersebut juga dapat ita temui di beberapa masji di Indonesia. .
Dengan kekuasaannya Allah menarik bayang-bayang itu dan menggerakkannya beredar perlahan-lahan. Dalam peredaran baying-bayang itu secara perlahan-lahan dihilangkannya bersama-sama dengan terbenanya matahari sedikit demi sedikit dan siangpun berganti menjadi malam kemudian waktu, udara, dan kehidupan berganti. Siang berganti dengan malam keadaan yang terang berganti gelap, udara siang yang panas berganti menjadi malam yang sejuk. Kegiatan manusiapun bergati pada siang hari orang bekerja dan pada malam hari pada umumnya orang beristirahat dan tidur.
Alllah menerangkan bahwa dengan kekuaannya pula Dia mempergilirkan hujan diantara manusia sehingga menimbulkan musim. Musim di Indonesia tidak sama dengan musim di Negara lain seperti eropa dan jepang di Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu hujan dan kemarau. Di Negara-negara lain ada musim gugur, semi dan salju.Dengan adanya peredaran matahari, perganian siang menjadi malam perubahan dan giliran musim itu hendaknya manusia dapat mengambil pelajaran guna keperluan hidup dan kesejahteraan urusan menusia, mendayagunakan sumber daya alam dan melestarikan daya gunanya untuk kesejahteraan generasi mendatang.
Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT kita harus berterimakasih kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rizqi dan karunia sumber daya alam Indonesia yang subur, diantara cara mensyukurinya yaitu dengan beribadah kepada Allah, memelihara sumberdaya alam, dan tidak merusaknya.













BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesembahan apa saja yang disembah selain Allah SWT hanyalah ciptaan manusia belaka, dimana sesembahan demikian tidak mungkin mendatangkan keuntungan ataupun kerugian.Bila seseorang tidak mau beriman dan tetap mendurhakai Rasul tidaklah akan mendatangkan kerugian pada Rasul itu, tetapi justru menimbulkan kecelakaan bagi orang itu sendiri.
Terjadinya kerusakan di alam adalah akibat dari ulah manusia. Orang-orang yang membuat kerusakan alam dikategorikan sebagai orang-orang musyrik. Bencana dan penderitaan akibat dari rusaknya alam sepdrti banjir dan longsor baru sebagian yang diperlihatkan Allah sebagai siksa di dunia. Sedangkan di akhirat mereka akan merasakan siksa akibat dari ulahnya sendiri.

B. Kritik/Saran
Perintah menjaga lingkungan tidak diindahkan oleh sebagian besar umat manusia. Mereka lebih senang di dunia daripada memikirkan kebahagiaan di akhirat. Jika lingkungan mengalami kerusakan, manusia akan saling menyalahkan. Karena itu, Allah melarang manusia untuk membuat kerusakan di muka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar