Selasa, 03 April 2012

Definisi Hadits

Ditinjau dari sisi etimologis, hadits berasal dari akar kata حَدَثَ يَحْدُثُ حُدُوْثًا . Kata ini memiliki beberapa makna diantaranya:
1. اَلْجِدَّةُ (al jiddah = baru), dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada, lawan dari kata اَلْقَدِيْمُ = terdahulu.
2. اَلطَّرِيُّ ( ath thary = lunak, lembut dan baru). Ibnu Faris mengatakan bahwa hadits dari kata ini karena berita atau kalam itu dating secara silih berganti bagaikan perkembangan usia yang silih berganti dari masa ke masa.
3. اَلْخَبَرُ وَالْكَلاَمُ ( al khabar = berita, pembicaraan dan perkataan).
Sedangkan dari sisi terminology, banyak para ahli hadits yang memberikan berbagai definisi dengan menggunakan lafald yang berbeda, namun memiliki pengertian yang sama. Diantara definisi tersebut adalah definisi yang diberikan oleh Mahmud Ath Thahan (guru besar hadits Fakultas Syari’ah dan Dirasah Islamiyah di Universitas Kuwait). Beliau mendifinisikan :
مَا جَاءَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوَاءٌ كَانَ قَولاً اَوْ فِعْلاً اَوْ تَقْرِيْرًا
Sesuatu yang dating dari nabi Muhammad saw baik berupa perkataan, perbuatan, atau ketetapan dan atau persetujuan.
Dalam beberapa literatur sebagian ulama’ menggunakan redaksi yang berbeda. Diantara redaksi yang dipakai adalah :
اُضِيْفَ إِلَى........ مَا = Sesuatu yang disandarkan kepada…..
مَا أُسْنِدَ إِلَى .......... = sesuatu yang disandarkan kepada……
مَا نُسِبَ إِلَى.......... = sesuatu yang dibangsakan kepada…..
مَا رُوِيَ عَنْ ........ = sesuatu yang diriwayatkan dari……..
Keempat redaksi diatas memiliki maksud yang sama antara yang satu dengan yang lain. Yaitu segala sesuatu yang bersumber dari nabi Muhammad saw atau disandarkan kepada nabi. Penyandaran ini bisa dalam bentuk perkataan, perbuatan, atau ketetapan dari nabi.
Dengan demikian secara terminology dapat diambil kesimpulan bahwa hadits adalah segala Sesuatu yang bersumber dari nabi saw baik berupa perkataan, perbuatan ataupun ketetapan dari nabi. Selain ketiga hal tersebut ada diantara ulama’ yang memasukkan hammiyah (cita – cita nabi), washfiyah (sifat nabi), tarikhi (sejarah nabi) kedalam hadits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar